Abi, peliput Tabloid TUMBUH emang penjiplak

Surat di bawah ini adalah email yang saya kirim ke redaksi TUMBUH ( tumbuh_redaksi@yahoo.co.id ) dan redaksi KOMPAS ( redaksikcm@kompas.com ) pada tanggal 28 April 2008 yang lalu, namun tidak ada balasan ataupun komentar dari kedua redaksi. Sayang sekali kita masih banyak memelihara para penjiplak. Isi email tersebut persis seperti di bawah ini:

Yth. Bpk Eko Wahyudi selaku pemimpin redaksi sekaligus pemimpin perusahaan PT. Nanda Permata Millenium, sebagai pemilik Tabloid TUMBUH, saya sungguh menyesalkan adanya penjiplakan di tabloid anda. Salah satunya adalah tulisan saya di web-blog dengan judul "Anggrek di Taman Nasional Komodo" yang saya upload bulan Juli 2007 pada http://anggrekindonesia.blogspot.com/2007/07/anggrek-di-taman-nasional-komodo.html telah dijiplak oleh Ewe/Abi pada tulisannya dengan judul "Pesona Anggrek Dendrobim Taman Nasional Komodo". Tulisan tersebut dimuat tabloid TUMBUH pada edisi No 07/Th.1/05-19 Desember 2007 hal 14. Saya baru menyadari bahwa tulisan saya (termasuk foto-foto yang saya ambil di Pulau Komodo dan Rinca) telah dibajak ketika salah seorang teman kantor (Balai Taman Nasional Komodo) membawa tabloid tersebut ke kantor seminggu yang lalu. Kontan saja banyak teman yang protes dan menyarankan untuk mengirim surat atau email ke redaksi taboid tersebut dan juga ke redaksi KOMPAS agar semua orang bisa membaca. Ketika saya membuka web dan mencari website Tabloid TUMBUH, saya malah mendapat keluhan dari "korban" yang lain yaitu Kurniawan Junaedhie yang menyatakan bahwa tulisannya dengan judul "Mimpi Indah Bersama Anthurium" yang dimuat Tabloid KONTAN edisi khusus, Oktober-Nopember 2007 rupanya juga telah dibajak oleh Abi pada edisi tabloid TUMBUH yang sama. Keluhan ini bisa dibaca di http://kurniawan-junaedhie.blogspot.com/2008/01/artikel-ohartikel.html atau http://kurniawan-junaedhie.blogspot.com/2008/03/tulisan-saya-di-kontan-diplagiat-abi.html
Semoga saja pak Eko selaku pemimpin perusahaan/redaksi telah mengambil sikap terhadap kondisi ini, sehingga kejadian yang memalukan seperti ini tidak terulang lagi.

Best,
Aganto Seno
Staf Balai Taman Nasional Komodo
Jl. Kasimo, Labuan Bajo, Flores 86554
Telp. 0385-41005

Anggrek di Taman Nasional Komodo


Anggrek merupakan kelompok tumbuhan yang unik dengan berbagai tipe bunga, daun, dan 'gaya hidup'. Bunga anggrek sangat bervariasi dalam hal bentuk, ukuran, warna, dll. Demikian juga dengan daun, bervariasi dari berdaun pensil (bulat panjang) sampai berdaun lebar. Cara hidup anggrek juga bermacam-macam, ada yang epifit (menempel pada batang pohon atau tumbuhan lain), hidup di tanah (terrestrial), hidup secara amoebofit, bahkan ada yang hidup di dalam atau bawah tanah. Foto di atas adalah anggrek Vanda limbata di Loh Liang, Pulau Komodo.
Meskipun sebagian besar daratan di Taman Nasional Komodo termasuk kering, namun kawasan ini memiliki lebih dari 30 jenis anggrek. Kebanyakan anggrek-anggrek tersebut hidup di hutan pegunungan yaitu Gunung Ara dan Gunung Satalibo di Pulau Komodo. Anggrek yang paling mudah dijumpai di hutan dataran rendah terutama di kawasan wisata (Loh Liang da Loh Buaya) adalah anggrek Vanda limbata. Bunga anggrek yang berwarna kemerahan ini mekar hampir sepanjang tahun, tidak seperti kebanyakan anggrek hutan lain yang hanya mekar satu atau dua kali dalam setahun. Anggrek lain yang dapat dijumpai di hutan monsoon kawasan wisata terutama Loh Liang, Pulau Komodo adalah 2 jenis anggrek Dendrobium dengan bunga berwarna putih dan orange. Anggrek Dendrobium putih mekar sekitar bulan Juni, sedangkan Dendrobium orange mekar sekitar bulan September, kadang dijumpai mekar juga ada bulan Januari. Foto Anggrek di bawah ini adalah Disperis javanica J.J.Sm., satu-satunya jenis anggrek terestrial yang pernah dijumpai di kawasan TN Komodo, dijumpai di kaki Gunung Ara, Pulau Komodo (atas kiri); salah satu anggrek Nervilia sp yang berdaun lebar (atas kanan), dapat dijumpai di Loh Sebita (P. Komodo), Loh Baru dan Loh Dasami (P. Rinca); dan salah satu anggrek Dendrobium sp yang hanya dijumpai di Gunung Ara, Pulau Komodo (bawah).

Anggrek pegunungan di Gunung Ara dan Gunung Satalibo, Pulau Komodo biasanya mekar sekali dalam setahun pada bulan September atau Desember. Sebagian besar anggrek-anggrek tersebut belum dapat diidentifikasi, hanya beberapa jenis saja yang telah diketahui namanya. Misalnya Dendrobium secundum dan paling tidak ada 4 Dendrobium species yang lain, Saccolabium juncifolium (Bl.) J.J.S., Thrixspermum arachnithes, Pholidota imbricata Lindl., Sarcanthus sp, dan Eria sp. Kebanyakan anggrek di hutan pegunungan ini hidup secara epifit, namun ditemukan juga paling tidak dua jenis anggrek yang bersifat amoebofit yaitu Nervilia aragoana Gaudich dan Nervilia sp, yang memiliki semacam umbi di bawah tanah, ketika musim hujan akan mengeluarkan daun tunggalnya, dan setelah dormant (tanpa aktifitas) selama beberapa minggu akan mengeluarkan bunga sekitar bulan Desember. Informasi dan penelitian tentang anggrek di Taman Nasional Komodo ini masih sangat terbatas, pihak balai (TNK) membuka kesempatan untuk bagi siapa saja untuk melakukan penelitian ini (juga penelitian yang lain), tentunya melalui prosedur yang berlaku. Foto anggrek di bawah adalah Vanda limbata (kiri atas) yang dapat dijumpai hampir di seluruh hutan monsoon di kawasan TN Komodo terutama di Pulau Komodo dan Pulau Gili Motang; anggrek Dendrobium sp berbunga putih (kanan atas) yang juga dapat dijumpai di lembah-lembah (hutan monsoon), terutama di Pulau Komodo dan Pulau Gili Motang, namun tidak sebanyak Vanda limbata; sedangkan anggrek terakhir (bawah) adalah anggrek Thrixspermum arachnithes? yang baru diketahui hanya dijumpai di Gunung Ara, Pulau Komodo.